Jumat, 31 Juli 2009

About My First Blog

Posting tulisan perdana ternyata mendapat sambutan hangat dari temen-temen,adik-adik,teteh dan tidak ketinggalan dari suami tercinta..macam2 komentar mereka; ‘seru,lucu,lumayan,bagus,keren,tercekat, sedih...sampai let’s it go dan kasih jempol .

Apa komentar saya; ’surprise karena awalnya saya tidak pernah berusaha untuk mempublishnya di situs pertemanan fb,sebetulnya terjadi miss komunikasi antara saya dan adik tersayang saya,dia pikir saya ingin menyebarkannya di link fb,tapi akhirnya ya sudahlah...
Bukan apa-apa sebenernya karena saya tidak percaya diri dengan tulisan saya,karena awalnya my first blog hanya untuk kalangan sendiri, hanya untuk menyalurkan apresiasi,inspirasi,harapan dan impian yang kadang tak tersampaikan dengan ucapan..dan di blog my story,my life inilah aktulisasi diri itu coba saya tuangkan...

Walaupun saya bukan seorang penulis dan awalnya sayapun bukan orang yang suka menulis karena waktu jaman sekolah 9 taun dulu yang paling saya benci dari pelajaran Bahasa Indonesia adalah bagian mengarang karena saya tak pernah bisa mengarang berlembar-lembar dengan bermain kata-kata.Nilai mengarang saya selalu pas-pasan karena tulisan saya selalu sedikit dan langsung ke tujuan..Begitupun dengan membaca,awalnya saya pun bukan orang yang suka membaca..saya lebih menyukai logika dan eksak,ilmu yang pasti-pasti aja,paling tidak suka membaca dan menghapal.

Tapi belakangan setelah saya dewasa saya mulai menyukai kegiatan menulis dan membaca,menjadi suatu kebutuhan seperti makan dan minum,mulai keranjingan membaca dan menulis karena kadang saya dapat mengungkapkan sesuatu dengan gamblang...,selain itu dengan membaca dan menulis ternyata membuat kita awet muda ( menurut obrolan abah & seorang mahasiswa di stasiun kereta,ketika abah menenteng buku'rembulan tenggelam di wajahmunya'- Tere liye,yang saya suruh baca karena bagus ) , katanya dengan membaca kita dapat mengasah otak dan perasaan kita...apalah alasannya yang jelas sekarang saya mulai keranjingan..

Dan inilah tentang blog saya,dengan bahasa saya,dengan kata-kata saya,dengan cerita saya, walaupun masih diary- ish atau penuh diare kata-kata ( meminjam istilah dee; dewi lestari ) tapi saya berusaha menulis dengan hati mendengar nasihat ndoro kakung, seperti dalam bukunya Nge-blog dengan hati...

Apapun bentuk komentarnya saya sangat tersanjung, seperti teman-teman bilang “semangat, lanjutkan!!!..” saya akan lanjutkan menulis,menulis dan menulis dengan cara dan gaya saya...bukan seperti lomba lari sprint tapi seperti lari maraton.....SEMOGA

Selasa, 28 Juli 2009

TEM’E’N

Dalam mobil inay teriak, ”Ma, tuch temen inay” kata anak bungsu saya yang masih 3 tahun sambil nunjuk anak jalanan.
“Emang bener temen inay?” kedua kakak kembarnya langsung protes.
“Bener”, jawab inay ga mau kalah.
”Bener kan ma?” kata inay minta pembelaan.
“Emang bener Ma?” kakanya penasaran.
“BENER temen SEBAYA…” kata saya meyakinkan semua biar damai.

Temen,
Semua saya panggil temen inay untuk anak–anak seumuran inay atau satu dua tahun di atas dan di bawahnya, entah anak itu manis dengan pipi merona pink, ganteng, wangi dengan pakaian bagus dan cantik - atau anak JALANAN yang termajinalkan dengan bau terbakar matahari, ingus meler belepotan di muka mereka, rambut gimbal dan bau. SEMUA menjadi temen inay, TEMAN dalam bahasa inay, yang dengan bangganya menyebut mereka tem’e’n.

Sebenarnya tidak hanya pada inay saya ajarkan begitu, pada kakanya pun sama tapi buat mereka sepertinya mempunyai teman kembaran sudah cukup asyik. Dan saya tidak terlalu memaksakan …karena setiap anak berbeda dan unik.

Berbeda dengan inay yang akan selalu tertarik dan ingin bertemen, walau selalu diawali dengan melihat dan mengamati… (kalau kata ate adien,”inay pengamat sejati”). Dan ujung-ujungnya inay PASTI bilang, ”tadi ITU tem’e’n inay…”.

Tem’e’n…
Saya pun suka berteman dengan siapapun walau kadang tergantung moody. Entah itu tem’e’n lama atau tem’e’n yang bertemu sesaat langsung akrab dan akhirnya berteman, atau tem’e’n yang akhirnya hilang komunikasi.

Mungkin karena waktu kecil suka ngeliat abah antusias melambai dan berteriak ”woii” kalo disapa orang walau akhirnya dia kadang bertanya-tanya sendiri:
“siapa ya”…??!!!

Tak apalah yang jelas si tem’e’n akan bahagia mendengar jawab yang sama antusiasnya. Mungkin itu yang akhirnya mengendap di otak bawah sadar saya, yang kemudian saya tularkan ke anak-anak.

Saya jadi teringat bertahun-tahun yang lalu ketika mendadak suatu rabu malam di bulan juni harus kehilangan seorang Tem’e’n yang benar – benar telah berteman selama bertahun-tahun. Saya harus menangis berhari-hari bukan menangisi kepergiannya tapi menangisi senyumnya yang tak pernah kembali…

Tem’e’n disaat suka dan duka……..,
kita dapat bercerita banyak hal….
tentang mencari jati diri…
saat itu kita baru tumbuh dewasa…..,
kadang berjalan di bawah terik atau hujan rintik-rintik menyusuri jalan
ciwaringin-air mancur….
air mancur-bogor permai…
bogor permai–air mancur…
balik lagi air mancur–bogor permai…
Terus mengulangi jalan yang sama sampai bosan habis cerita dan berpisah sampai esoknya bertemu kembali…dan ini berlangsung selama bertahun-tahun, dari SMP sampai kuliah…

SMP hampir setiap hari, walau setiap pulang diomel mamah & aki, dan esoknya begitu lagi,
SMA setelah janjian karena beda sekolah,
Dan KULIAH.. menyempatkan diri di setiap akhir pekan..

Ketika berita duka itu datang, terbayang sulitnya menerima kenyataan.. Sepanjang malam itu sampai pagi saya menangis di sampingnya. Sampai berhari2 setelahnya masih menangis…

Sampai seorang teman baik bilang “My, kehilangan orang yang kita sayangin itu emang menyakitkan, tapi kita harus ikhlas, harus sabar…“

Dan memang rasanya sakiiit sekali seperti ada yang hilang dari hati kita…..
Dan Saya kembali menangis menyadari betapa teman baik saya yang tadi pun pernah merasa kehilangan. merasakan sakit yang mungkin sama…

Perlu waktu bertahun-tahun untuk menyadari kepergiaannya. Itupun setelah dia akhirnya datang dalam mimpi saya dan berkata: “come on, you must realize that, I’m death“ dan begitu terbangun saya kembali tergugu…

Dan akhirnya kemudian saya mencari-cari tem’e’n lain walaupun tidak pernah menemukan yang sama.

Yang jelas saya suka bertem’e’n, tem’e’n yang enak diajak ngobrol tentunya. Tentang masalah ngobrol ini saya punya kenangan tersendiri.

Dulu saya sering menikmati obrolan senja hari di teras rumah peninggalan bersama aki tercinta, yang selalu menjadi rutinitasnya di sore hari dan belakangan di pagi hari juga setelah satu –satu tem’e’n2nya meninggalkannya karena usia, dengan pakaian kesayangan piyama garis2 merah-putih, kaos oblong putih dan sarung kotak2… ditemani secangkir kopi panas dan rentetan blue ribbon kesukaannya.. sambil menikmati hilir mudik lalu lalang kendaraan yang dari waktu ke waktu trus bertambah padat. Kadang dipikiran saya ga pusing apa ya… tapi yang jelas saya menikmatinya. Walau pun selalu dengan rekaman cerita nostalgia yang sama, pertanyaan dan jawaban yang sama karena belakangan mulai agak pikun.

Sampai di suatu senja beberapa bulan sebelum beliau pergi, Aki bilang:
“Ni kalo bertemen dengan siapa aja jangan membatasi, mau dengan yang bermata sipit atau bulat, karena sahabat itu kadang lebih loyal dari sodara…”

Saat itu saya iya2 aja.. Mungkin saat itu Beliau merindukan tem’e’n2nya.. dan satu hal waktu kecil saya pun bertemen dengan temen2nya aki; aki uan, aki aan, dan aki2 yang laen, dan saya selalu melambai dan teriak so akrab.

Kemudian saya pun sibuk ber tem’en lagi. Mulai jarang menemani di setiap akhir minggu kepulangan ke bogor, sampai aki jatuh sakit mungkin karena kesepian tidak ada temen. Semua sibuk, cucunya sibuk, anaknya sibuk, akhirnya lebih sering duduk di teras sendirian.

Dan di tiga minggu sisa hidupnya semua mulai sibuk menemani, kadang di sela tidurnya beliau mengintip masih ada yang nemenin tidak. Sampai di hari sabtu malam minggu setelah anak dan cucu menemani lalu pulang untuk istirahat dan esok datang lagi, beliau tak kuasa menolak takdir ilahi.. berjuang dengan sakaratul maut menggapai dan meregang nyawa, mata menyiratkan, tapi sangkakala maut telah ditiupkan ditengah cucu dan anak menemani, sampai akhirnya berpulang…

Air mata pecah, semua menangis, semua menyesal.. tapi aki telah berpulang. Setelahnya kulihat air mata mengalir dari sudut mata aki. Entah apa yang tidak bisa diucapkannya lagi, kubisiki "aki harus ikhlas..". dan sadar pada akhirnya saya kembali kehilangan tem’e’n..

Tem’e’n itu selalu datang dan pergi.. tapi selalu ada di hati...

26 mei 2009
Jam 2.00 pagi

CATATANSEMBILAN

Akhirnya(setelah lama memimpikannya) finally saya punya blog juga.. sebenernya catatansembilan ini adalah

catatan; tulisan mengenai impian,harapan,apresiasi,inpirasi dan hal-hal penting yang berpengaruh dalam perjalanan hidup saya.

Sementara 9 adalah my Special number, I love sembilan, saya lahir di hari ke 9 bulan April, dan memulai lembar kehidupan baru pun di hari ke 9 bulan July.

Jadi catatansembilan adalah gw banget getu loh...

Selamat menikmati perjalanan hidup saya semoga ada hikmah yang didapat dari catatan sederhana dari kehidupan saya yang sederhana tapi penuh makna ini..




Thank's banget buat adin suradin din din, adik bungsuku tersayang yang menjadikan impian ini jadi nyata....